Kamis, 16 September 2010

Tujuh Keajaiban Dunia

Berbagai daftar tentang Keajaiban Dunia telah disusun manusia sejak berabad-abad yang lalu untuk mendokumentasikan bangunan-bangunan spektakuler maupun pemandangan alam yang menakjubkan di seluruh dunia. Daftar keajaiban dunia yang pertama kali muncul adalah Tujuh Keajaiban Dunia Kuno atau Seven Wonders of The Ancient World, yang mencakup tujuh bangunan paling spektakuler pada Era Classical-Antiquity di sekitar daerah Mediterania. Daftar ini disusun oleh seorang pengarang dari bangsa Yunani, Herodotus (484-425 SM), dan Callimachus dari Cyrene (305-240 SM). Tulisan yang mereka buat tersebut menjadi referensi bagi banyak orang hingga kini, meskipun bukti tertulisnya sendiri saat ini sudah musnah. Kenapa harus angka tujuh? Karena bangsa Yunani percaya bahwa angka tujuh menunjukkan kesempurnaan dan kemajemukan. Berikut adalah tujuh keajaiban dunia kuno versi Herodotus dan Callimachus:

1. Piramid Agung Giza

Nama lainnya adalah Piramid Khufu atau Piramid Cheops. Piramid ini merupakan piramid tertua dan terbesar di komplek pemakaman raja-raja Mesir di Giza, serta menjadi keajaiban dunia tertua dan satu-satunya yang bertahan hingga kini. Piramid Khufu juga menjadi bangunan tertinggi di dunia selama 3800 tahun, sebelum akhirnya dikalahkan oleh gedung-gedung pencakar langit pada jaman modern. Akan tetapi, jangka waktu tersebut merupakan jangka waktu yang sangat lama untuk suatu pemegang rekor.

Piramid Khufu dibangun pada tahun 2560 SM oleh Firaun Khufu. Ia adalah firaun kedua dalam dinasti keempat yang menguasai Mesir Kuno. Dibutuhkan waktu pembangunan selama 20 tahun, serta 2,3 juta balok batu untuk membangun pyramid ini. Meskipun diperuntukkan sebagai makan Khufu, para arkeolog sampai saat ini masih belum menemukan mumi ataupun peti mati Firaun Khufu. Banyak spekulasi yang muncul mengenai hal ini, mulai adanya dugaan tentang kesengajaan kerabat kerajaan untuk menempatkan jenazah Khufu di tempat tersembunyi, hingga dugaan tentang pencurian makam.

Pencurian memang menjadi momok terbesar bagi piramid-piramid di Mesir. Keluarga Kerajaan Mesir Kuno mempunyai kebiasaan untuk menguburkan harta benda orang yang meninggal bersamanya, karena mereka percaya bahwa harta tersebut dapat menjadi bekal mereka di dunia lain. Hal tersebut tentunya menjadi daya tarik bagi para pencuri makam, karena di dalam piramid ditemukan berbagai harta benda, mulai dari logam mulia hingga batu mulia. Hal ini menyebabkan banyak benda-benda peninggalan Mesir Kuno yang hilang, serta rusaknya beberapa bagian dari struktur piramid.


2. Taman Gantung Babilonia

Nama lainnya adalah Taman Gantung Semiramis. Taman Gantung Babylonia dibangun pada masa kekuasaan Raja Nebuchadnezzar pada tahun 600 SM, di kota kuno Babylon (sekarang di daerah Irak). Sang raja membangun monumen tersebut untuk dipersembahkan kepada permaisurinya, Amytis dari Media, yang merindukan kampung halamannya. Amytis berasal dari daerah Persia yang penuh dengan pepohonan dan tanaman yang subur, berbeda dengan Babylonia yang cenderung gersang. Untuk itu Nebuchadnezzar membangun sebuah replika bukit lengkap dengan segala tanamannya. Di tulisan lain disebutkan bahwa istri Nebuchadnezzar bernama Amuhia dan ia berasal dari kepulauan Nusantara.

Adanya kata “gantung” pada nama monument ini tidak berarti taman tersebut dalam posisi yang tergantung atau terikat oleh tali. Kata “gantung” pada bahasa Yunani kuno adalah kremastos. Kata tersebut juga mempunyai arti “anjung” yang merujuk pada pohon-pohon dan tanaman yang ditanam di atas atap. Beberapa literatur menggambarkan Taman Gantung sebagai sebuah bangunan dengan bentuk mirip gunung, dengan teras berkubah yang saling bertumpuk, dan disanggah oleh pilar-pilar berbentuk kubus. Pilar-pilar, kubah, dan teras tersebut dibangun dari batu bata dan aspal yang dipanggang. Bagian dalamnya berongga dan berisi tanah, sehingga memungkinkan pohon dan tanaman lainnya untuk hidup di situ. Sistem pengairan merupakan bagian yang paling kompleks dari bangunan ini. Budak dalam jumlah banyak dikerahkan untuk menjalankan system pengairan kuno yang mengalirkan air dari Sungai Eufrat secara terus menerus ke seluruh taman. Bangunan indah tersebut akhirnya hancur oleh gempa bumi yang melanda daerah Babylonia selama beberapa kali pada abad 2 M, dan belum pernah ditemukan bukti fisik yang menunjukkan jejak bangunan tersebut hingga kini.


3. Patung Zeus di Olympia

Dibangun oleh pematung Yunani Kuno bernama Phidias, sekitar tahun 432 SM, di lokasi berdirinya Kuil Zeus di Olympia, Yunani. Dengan tinggi 12 meter, Patung Zeus Olympia dibuat dari gading dan campuran emas-perunggu. Singgasananya terbuat dari kayu cedar bertatahkan gading, emas, dan kayu eboni. Patung tersebut menggambarkan sosok Zeus yang seolah-olah akan bangkit dari singgasananya. Di tangan kanannya terdapat patung Dewi Nike, dewi kemenangan, dan di tangan kirinya ia memegang sebuah tongkat kebesaran, di mana seekor elang bertengger di bawahnya. Ketiga atribut tersebut semuanya terbuat dari emas. Begitu tingginya patung ini, hingga posisi kepalanya hampir menyentuh atap kuil.

Kota Olympia, tempat berdirinya Kuil Zeus dan patung raksasanya, merupakan kota tempat diselenggarakannya pesta olahraga empat tahunan, Olimpiade Kuno. Semua bangsa Yunani dari berbagai suku, berkumpul di tempat tersebut untuk saling berlomba. Bahkan yang saling berperang pun akan berhenti untuk mengikuti Olimpiade. Pesta olahraga ini diadakan sebagai penghormatan terhadap Dewa Zeus, bapak dan raja para dewa Yunani. Karena itu, bangsa Yunani juga membangun kuil peribadatan terhadap Zeus beserta patung raksasanya yang sangat indah, untuk melengkapi pemujaan mereka.

Ketika bangsa Romawi menguasai Yunani, Patung Zeus dipindahkan dari Olympia ke kota Roma, atas perintah Kaisar Roma saat itu, Caligula. Oleh karena ukurannya yang sangat besar, tentara Roma terpaksa memotongnya menjadi beberapa bagian supaya mudah untuk diangkut. Akan tetapi, begitu sampai di Roma, tidak ada satupun ahli patung bangsa Romawi yang bisa menyusunnya kembali, dan berakhirlah riwayat Patung Zeus yang legendaris ini.


4. Kuil Artemis

Kuil yang mempunyai nama lain Kuil Diana ini, dibangun sebagai persembahan untuk dewi bulan bangsa Yunani, Dewi Artemis, di daerah Ephesus (sekarang di daerah Turki) pada tahun 550 SM. Seluruh Kuil Artemis dibangun dari bahan marmer kecuali atapnya. Kuil tersebut disanggah oleh 106 pilar yang masing-masing tingginya mencapai 40-60 kaki. Di dalamnya terdapat patung-patung indah yang dibuat dari perunggu.

Dewi Artemis adalah dewi kesuburan, penguasa malam, kesejahteraan, kelahiran anak, binatang, lembu jantan, serta seorang perawan abadi. Ia digambarkan sebagai sosok wanita dengan banyak payudara di sekujur tubuhnya, dari pinggang hingga bahu, sebagai symbol kesuburan. Ia merupakan dewi utama bagi masyarakat Ephesus.

Kuil Artemis telah beberapa kali mengalami kehancuran dan beberapa kali pula dibangun kembali. Kerusakan pertama terjadi pada abad 7 SM dikarenakan banjir besar hingga dibangun kembali pada tahun 550 SM. Pada tahun 356 SM, Herostratus menghancurkan kuil tersebut supaya namanya tercatat dalam sejarah, dan ia pun menemui ajalnya di tangan bangsa Ephesus akibat hal ini. Ketika masa rekonstruksi berlangsung, bangsa Goth, sebuah suku dari Jerman Timur, kembali menghancurkan Kuil Artemis, pada tahun 268 SM. Selepas penyerangan dari bangsa Goth, masyarakat Ephesus kembali membangun Kuil Artemis. Kuil ini tetap berdiri pada masa penyebaran agama Nasrani di daerah kekuasaan Romawi. Ketika bangsa Ephesus memeluk agama Nasrani, banyak kuil Yunani yang ditutup, termasuk Kuil Artemis. Pada tahun 401 M St. John Chrysostom memerintahkan massa untuk menghancurkan Kuil Artemis dan menggunakan puing-puingnya untuk membangun bangunan lain. Bahkan beberapa pilar di Hagia Sophia ternyata adalah pilar dari Kuil Artemis. Saat ini yang tersisa dari Kuil Artemis hanyalah fondasi dan beberapa puing-puing patung.


5. Mausoleum Halicarnassus

Mausoleum adalah nama lain untuk makam, dan makam ini merupakan makam seorang penguasa yang bernama Mausolus. Makam ini dibangun pada tahun 353 – 350 SM di daerah Halicarnassus (sekarang Bodrum Turki). Tingginya mencapai 45 m, dan keempat sisinya, masing-masing dihiasi oleh ukiran dan relief khas Yunani.

Mausolus adalah seorang Satrap, sebuah jabatan setingkat gubernur pada masa kekaisaran Persia. Ia menikahi saudara perempuannya sendiri, Artemisia II dari Caria. Pada masa kekuasaannya, Mausolus membangun Halicarnassus menjadi sebuah kota yang megah dan indah. Ia menggunakan uang pajak yang cukup banyak untuk membangun patung, kuil, dan bangunan-bangunan dari marmer. Istrinya, Artemisia juga tidak kalah glamor. Ia berencana membangun sebuah tempat peristirahatan terakhir bagi ia dan suaminya yang terletak tepat di tengah kota, dengan tujuan agar semua orang tahu bahwa mereka berdua begitu kaya, bahkan setelah meninggal sekalipun. Pada tahun 353 SM, Mausolus tiada, meninggalkan Artemisia yang berduka. Sebagai penghormatan dan bukti cintanya pada Mausolus, Artemisia membangun sebuah makam yang sangat megah dan indah. Begitu tersohornya makam ini, sehingga nama Mausolus menjadi eponym bagi semua makam dalam bahasa Inggris, Mausoleum.

6. Colossus Rhodes

Colossus of Rhodes adalah sebuah patung perwujudan Helios, dewa matahari dalam mitologi Yunani. Patung ini didirikan di kota Rhodes, Kepulauan Rhodes, Yunani, oleh Chares dari Lindos pada tahun 292 – 280 M. Sebelum mengalami kerusakan, tingginya mencapai 30 m, membuatnya menjadi patung tertinggi di dunia pada jamannya. Colossus didirikan sebagai perayaan kemenangan bangsa Rhodes dalam mempertahankan negaranya dari serangan pasukan Demetrius. Para pasukan penjajah tersebut meninggalkan ratusan senjata mereka di Rhodes, dan oleh rakyat Rhodes senjata yang terbuat dari besi dan tembaga tersebut dilelehkan untuk membuat lapisan luar Colossus. Patung ini selesai dalam kurun waktu 12 tahun.

Dalam beberapa literature abad pertengahan, dijelaskan bahwa Colossus terletak di tepi dermaga dan berfungsi sebagai gerbang masuk bagi setiap kapal yang akan berlabuh di dermaga Rhodes. Ia digambarkan sebagai sosok laki-laki yang hanya mengenakan cawat dan mengangkat sebuah obor di tangan kanannya, serta mengenakan mahkota matahari. Masing-masing kaki Colossus berada di kedua sisi pelabuhan, sehingga setiap kapal yang akan singgah harus melewati bagian bawah Colossus. Akan tetapi, banyak yang meragukan gambaran postur Colossus tersebut. Konon patung Liberty di New York terinspirasi dari sosok Colossus ini.

Patung Colossus hanya berdiri selama 56 tahun. Gempa bumi yang melanda Rhodes pada tahun 226 SM meluluhlantakkan berbagai bangunan di kota Rhodes, termasuk Colossus. Masyarakat Rhodes tida k pernah membangun kembali Colossus karena takut telah membuat marah dewa Helios. Mereka membiarkan saja reruntuhannya tetap di tempat semula ia berdiri selama lebih dari 800 tahun. Pada tahun 654 M, Rhodes jatuh ke kekuasaan bangsa Arab, dan mereka menjual semua puing-puing Colossus ke pedagang Yahudi tanpa tersisa.


7. Mercusuar Alexandria

Mercusuar Alexandria atau Pharos Alexandria adalah sebuah menara yang dibangun pada tahun 280-247 SM di Pulau Pharos, dekat Alexandria, Mesir, sebagai pemandu bagi para nelayan dan pelaut yang berlayar saat malam hari. Tingginya mencapai 120-140 m dan menjadi salah satu struktur buatan manusia yang tertinggi selama berabad-abad. Cahaya yang dipancarkan pada malam hari berasal dari api dan dipantulkan oleh cermin. Pada siang hari, cermin tersebut memantulkan cahaya matahari. Konon cahaya dari mercusuar ini mampu mencapai jarak 47 km dari lepas pantai. Menurut legenda, cahaya tersebut juga mampu membakar kapal musuh sebelum mereka mencapai pantai.

Gempa bumi pernah melanda Alexandria hingga tiga kali pada masa yang berbeda, menyebabkan kerusakan parah pada Mercusuar Alexandria. Pada tahun 1480 M, Sultan Mamluk yang menguasai Mesir saat itu, membangun sebuah benteng di tempat berdirinya mercusuar tersebut, dan berakhirlah riwayat bangunan yang sangat tersohor ini. Begitu tersohornya Mercusuar Alexandria, hingga nama Pharos menjadi kata untuk mercusuar pada bahasa Prancis, Spanyol, dan Itali.