Selasa, 05 Juli 2016

Resensi Film Warcraft : Peperangan Antara Manusia dengan Bangsa Orc

Sumber: t3.gstatic.com


Film bergenre fantasi adalah salah satu genre favorit saya. Namun sayangnya, ada satu kelemahan yang dimiliki oleh film fantasi, mereka terlalu klise. Hampir di setiap film fantasi, selalu memiliki karakter-karakter dongeng seperti peri dan kurcaci, di samping karakter manusia tentunya. Plot cerita juga selalu tentang kebaikan melawan kejahatan, di mana kebaikan yang akan menang. Jadi, di awal film kita pasti sudah tahu bagaimana endingnya.

Hampir semua cerita atau film fantasi, selalu berpatokan pada cerita karangan J.R.R Tolkien, yaitu Trilogi Lord of The Ring. Karya Tolkien ini memang begitu fenomenal, sehingga belum ada karya fiksi lain yang mampu menyainginya. Akan tetapi, fenomena ini justru membuat penulis karya fantasi tidak bisa lepas dari bayang-bayang Tolkien. Tentu ada beberapa pengecualian, seperti Song of Ice and Fire karya George R. R. Martin, yang dengan sukses diadaptasi ke serial televisi berjudul Games of Thrones. dan mampu mendobrak batas-batas tradisional cerita fantasi.

Pada mulanya saya juga agak pesimis dengan film Warcraft ini. Saya kira film ini masih belum bisa lepas dari bayang-bayang Tolkien, dengan berbagai ras dongen di dalamnya dan plot cerita tentang kebaikan melawan kejahatan. Di luar dugaan, setelah saya menontonnya, film ini ternyata mampu meberikan sudut pandang baru dalam genre fantasi.

Film yang diangkat dari video game populer dengan nama yang sama ini, masih mengangkat tema peperangan antara kaum manusia dengan bangsa Orc. Di sini masih ada kemiripan dengan kisah Lord of The Ring. Bedanya, kaum kurcaci dan kaum peri tidak terlalu terlibat dalam film ini. Mereka ada dan muncul dalam film, namun tidak menunjukkan peran yang berarti. Porsi cerita sebagian besar justru diambil dari sudut pandang manusia dan Orc. 

Tentu yang unik adalah penggambaran kaum Orc dalam film ini. Jika sebagian besar cerita dan film fantasi menggambarkan Orc sebagai makhluk yang kejam dan penuh dengan kejahatan. tidak begitu dalam film Warcraft. Orc digambarkan sebagai bangsa yang pemberani, jujur, dan menjunjung tinggi kehormatan bangsanya. Bahkan ada dua tokoh protagonis dalam film ini yang berasal dari bangsa Orc.

Perang yang terjadi antara manusia dan Orc bukan lagi tentang kebaikan melawan kejahatan, melainkan perebutan sumber daya antara dua kelompok yang masing-masing punya kepentingan. Lebih masuk akal kan? Orc diceritakan sedang mencari rumah baru di dunia manusia, karena dunia mereka sudah hancur. Namun untuk dapat memenuhi tujuan mereka tersebut, mereka harus mengambil korban manusia sebanyak mungkin untuk dapat membuka gerbang yang menghubungkan dunia manusia dan dunia Orc. Kaum manusia yang tidak ingin dunia mereka dihancurkan Orc, berjuang habis-habisan untuk mencegah hal tersebut terjadi.

Satu lagi yang menjadi nilai tambah bagi film ini, yaitu endingnya yang tidak terduga. Jika Anda mengikuti serial Games of Thrones, pasti Anda sudah terbiasa dengan alur cerita tak terduga dalam serial tersebut. Tokoh yang Anda kira akan selamat hingga akhir cerita, ternyata tewas di tengah-tengah cerita. Hal ini membuat Anda tidak bisa menebak bagaimana akhir ceritanya. Siapa yang akan tewas berikutnya, dan siapa yang akan selamat. Begitu pula dalam film Warcraft ini. Bersiap-siaplah terkejut di akhir cerita.

Dengan plot cerita yang kuat, serta dukungan efek visual yang memanjakan mata, film ini sangat layak ditonton. Namun bagi yang mengajak anak kecil, harap dipertimbangkan, karena banyak adegan kekerasan dalam film ini. Selamat menonton.


Tidak ada komentar: