Minggu, 19 Juni 2016

Movie Review: The Conjuring 2




Saya biasanya tidak suka nonton film horor Barat. Pertama, biasanya karena film horor barat endingnya suka antiklimaks. Kedua, hantunya kadang lebih kayak monster. Ketika hari Minggu kemarin salah seorang teman mengajak nonton film The Conjuring 2, saya sudah pesimis. Paling juga kayak film-film horor lainnya. The Conjuring yang pertama saja saya belum lihat. Ya karena memang tidak berminat. Tapi daripada tidak ada kerjaan di rumah, ya sudah akhirnya ikut nonton. 

Kata teman saya, kemarin dia sudah mencoba lihat The Conjuring 2 di salah satu bioskop di Surabaya, namun antriannya sangat panjang hingga ia kehabisan tiket. Kali ini ia mencoba peruntungan lihat di bioskop Sidoarjo. Di Sidoarjo ada bioskop ya? Ya ada dong. Lokasinya di Sun City Mall. Nama bioskopnya Platinum Cineplex. Meskipun tidak semegah dan semewah XXI, tapi kualitasnya lumayan. Harganya pun lebih miring. Kalau di akhir pekan, harga tiket biasa dibandrol Rp. 75.000,- di XXI, di Platinum Cineplex hanya Rp. 35.000,-. Hampir separuhnya! Film-film yang diputar pun tidak hanya film Indonesia dan Hollywood, tapi ada juga film Jepang dan Bollywood, yang tidak akan kita temukan di XXI. Kok saya jadi promosi bioskopnya ya?

Oke, kembali ke film The Conjuring 2. Nah untungnya kali ini kami masih kebagian tiket. Itupun awalnya mau nonton yang pk. 12.30 ternyata tinggal baris depan yang tersisa. Akhirnya nonton yang sesi selanjutnya, pk. 13.10. Dapat yang baris atas meskipun paling pojok.

Saya jadi penasaran apa yang menyebabkan film ini begitu digandrungi. Ketika pintu theater sudah dibuka, para penonton yang kebanyakan masih ABG, yah tidak jauhlah dengan usia saya #eh, mulai masuk ke dalam bioskop. Hampir semua bangku penonton terisi penuh. Dan beberapa saat kemudian, dimulailah filmnya. Di luar dugaan saya, dari awal cerita, film ini sudah cukup menyeramkan.

Kisah dimulai di sebuah rumah, yang kata mantan penghuninya, berhantu. Penghuni rumah sebelumnya sampai melarikan diri dari rumah tersebut. Tokoh utama dalam film ini, Ed dan Lorraine Warren (diperankan oleh Patrick Wilson dan Vera Farmiga), pasangan suami-istri "pemburu hantu", mencoba menguak misteri rumah tersebut. Rumah ini terletak di daerah Amytiville, New York. Dalam penglihatannya, Lorraine melihat tragedi pembunuhan yang dilakukan seorang pemuda terhadap keluarganya sendiri di rumah tersebut beberapa tahun lalu. Seluruh keluarganya, orang tua dan ketiga saudaranya, tewas dalam malam mengenaskan tersebut. Si pemuda mengaku bahwa ia dirasuki iblis ketika melakukan aksi tersebut. Lorrain melihat sosok iblis yang menjadi dalang tragedi ini. Sesosok hantu perempuan dalam pakaian khas biarawati berwarna hitam, dengan muka sangat pucat dan mata semerah darah. Sosok hantu film barat paling menyeramkan menurut saya.

Tragedi di rumah Amytiville, yang lebih dikenal dengan Horor Amytiville, bukan merupakan kisah utama dalam film ini. Di negeri seberang, tepatnya di Inggris, terjadi fenomena mistis yang tidak kalah serunya. Sebuah keluarga kecil yang tinggal di Enfield, London Utara, dihantui oleh sosok misterius penunggu rumah mereka. Awalnya, fenomena ini hanya diketahui oleh penduduk sekitar. Namun sejak salah satu stasiun televisi lokal meliput dan menayangkan kejadian mistis yang melanda keluarga Hodgson, peristiwa tersebut menjadi sorotan internasional.

Gereja Katolik yang mendapat laporan tentang peristiwa di Enfield, meminta bantuan dari pasangan Warren untuk menyelidiki kejadian tersebut. Pihak Gereja tidak dapat melakukan tindakan lebih jauh karena khawatir bahwa kejadian tersebut hanya "hoax" belaka. Lorraine yang agak trauma semenjak melihat penampakan di rumah Amytiville, awalnya agak enggan untuk menangani kasus tersebut. Namun Ed meyakinkan dirinya bahwa ada keluarga yang saat ini sedang membutuhkan bantuan mereka. Lorraine akhirnya setuju, namun ia membuat Ed berjanji bahwa kali ini mereka hanya akan menyelidiki dan tidak melakukan pengusiran setan. Lorraine sempat mendapatkan firasat bahwa nyawa Ed terancam dan ia khawatir jika hal tersebut benar-benar terjadi.

Akhirnya Ed dan Lorraine terbang ke London untuk menemui keluarga Hodgson. Mereka bekerja sama dengan beberapa ahli setempat untuk menyelidiki kasus ini. Mereka mengumpulkan bukti-bukti yang ada untuk membuktikan apakah memang terjadi fenomena gaib di rumah keluarga Hodgson, ataukah hanya akal-akalan yang dilakukan keluarga tersebut untuk mendapatkan perhatian publik. Fokus utama penyelidikan mereka adalah pada putri kedua keluarga Hodgson yang sering dirasuki hantu penunggu rumahnya.

Kisah yang diangkat dalam The Conjuring 2 berasal dari kisah nyata. Ed dan Lorraine Warren merupakan karakter nyata, yang telah melakukan investigasi terhadap berbagai kasus mistis. Beberapa dari kasus tersebut menjadi sangat terkenal hingga diangkat menjadi buku, serial televisi, serta film layar lebar. Salah satunya Enfield Poltergeist yang menjadi topik utama dalam film The Conjuring 2. Fenomena ini terjadi pada akhir dekade 1970-an, dan menjadi salah satu fenomena gaib yang menyedot perhatian publik.

Durasi film ini cukup lama, sekitar dua jam. Dan selama itu pula penonton akan sering disuguhi kejutan-kejutan yang cukup menyeramkan selama berlangsungnya film. Namun selain menyuguhkan adegan-adegan yang menakutkan dan mengejutkan, penonton juga akan melihat nilai-nilai kekeluargaan dan cinta kasih yang coba disampaikan dalam pesan film ini. Di akhir film, akhirnya saya tahu kenapa film ini begitu laris. Selain jalan ceritanya yang bagus, penggambaran sosok hantu yang menyeramkan, pesan cerita yang disampaikan pun cukup menyentuh. Meskipun akhir ceritanya masih agak antiklimaks menurut saya, tapi tidak membuat film ini jadi tidak layak ditonton. Film horor barat terbagus menurut saya. Jadi penasaran dengan The Conjuring yang pertama. 

Sepertinya tidak ada kaitan secara langsung antara The Conjuring 2 dengan film pendahulunya, selain tokoh utama tentunya. Jadi yang belum melihat The Conjuring, tidak usah khawatir untuk tidak nyambung bila langsung nonton The Conjuring 2. Saya sarankan sih melihatnya jangan sendirian ya, karena banyak adegan yang seram, tidak seru kalau menjerit sendirian. Atau lebih parahnya kalau si hantu biarawati tiba-tiba mendampingi Anda. Selamat menonton


Tidak ada komentar: